Aku, Kamu, dan Dia
“Loh.
Ternyata kamu juga.
Hmph.
Sama ya.
Haha” Itulah kata yang sering Reza
ucapkan padaku saat kami ngobrol lepas berdua.
Berdua? Ah, bukan.
Kami bertiga.
Aku, Reza dan Nita sering kumpul bertiga.
Melepas penat sambil nge-teh...
More
Aku, Kamu, dan Dia
“Loh.
Ternyata kamu juga.
Hmph.
Sama ya.
Haha” Itulah kata yang sering Reza
ucapkan padaku saat kami ngobrol lepas berdua.
Berdua? Ah, bukan.
Kami bertiga.
Aku, Reza dan Nita sering kumpul bertiga.
Melepas penat sambil nge-teh bareng di
kafe belakang sekolah.
Biasanya obrolan mengalir begitu saja, canda tawa pun berasa
imbang.
Tapi kini ada yang beda.
Nita tak seceria biasanya.
Dia lebih banyak terdiam,
merunduk dan sesekali menatapku kosong.
Terasa asing.
“Udah sore, aku kudu balik.
Duluan ya,” pamit Reza sembari bergegas menarik tas
bututnya.
Nita tetap terdiam, tapi ia terlihat berusaha menatap punggung Reza yang mulai
menghilang.
Aku menatap mata kecil Nita yang nampak mulai kecewa.
Aku yakin ada
sesuatu di balik semua itu.
Dan sekarang saatnya buatku untuk tahu semua.
“Ngapain melotot gitu Ren?”
“Kamu suka sama Reza?” tembakku
“Ah, nggak.
Ada-ada aja kamu,” elak Nita.
“Udah ayo pulang,” tariknya begitu saja.
Aneh Nit! Ini bukan pertama kal
Less